Senin, 30 Januari 2017
CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA
CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA
Pada siang hari, kita
dapat melihat benda dan lainnya. Hal itu disebabkan adanya matahari Benda-benda
yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai
benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda ke mata
sehingga benda tersebut dapat terlihat. Dengan adanya cahaya,
kita dapat membaca, menulis, dan melihat benda di sekitar kita. Tanpa cahaya,
semua akan gelap. Pada malam hari, cahaya matahari tidak tampak. Pada saat itu,
kita memerlukan lampu untuk melihat benda. Pada malam hari, kita tidak dapat
melihat benda jika lampu padam. Berarti, kita tidak dapat melihat tanpa cahaya.
Cahaya dihasilkan oleh sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan
cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah
matahari, lampu, lampu senter, dan bintang-bintang. Cahaya yang dipancarkan oleh sumber
cahaya mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan tampak seperti batang putih yang lurus. Hal itu menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus. Selain itu, cahaya yang dipancarkan oleh lampu senter atau lampu mobil pada malam hari juga menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus.
1. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan tampak seperti batang putih yang lurus. Hal itu menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus. Selain itu, cahaya yang dipancarkan oleh lampu senter atau lampu mobil pada malam hari juga menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus.
Contoh
gambar sifat cahaya, yaitu cahaya marambat lurus
Untuk
memahami sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus, lakukan kegiatan berikut :
1. Sediakan
kertas karton dan lilin.
2. Potonglah
kertas karton menjadi tiga bagian sama besar.
3. Tumpuklah
potongan kertas itu menjadi satu. Kemudian, lubangilah bagian tengahnya.
4. Letakkan
ketiga karton itu di atas meja. Usahakan, kertas karton berada pada satu garis
lurus.
5. Letakkan
lilin yang telah dinyalakan di belakang kertas karton ketiga.
6. Tutuplah
ruangan kelasmu. Kemudian, amatilah jalannya cahaya dari lilin yang melalui
lubang kertas karton.
7. Geserlah
salah satu kertas karton. Amati apakah yang terjadi.
Berdasarkan
kegiatan di atas, dapat dibuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Cahaya hanya
mampu melewati ketiga lubang pada kertas karton jika ketiganya berada dalam
satu garis lurus. Jika salah satu kertas karton digeser, cahaya dari lilin
menjadi terhalang sehingga tidak dapat diteruskan.
2. Cahaya Menembus Benda Bening
2. Cahaya Menembus Benda Bening
Mengapa kaca
jendela rumahmu merupakan kaca yang bening? Bagaimana jika kaca tersebut
ditutup dengan triplek atau kertas karton? Apakah cahaya matahari dapat masuk?
Cahaya dapat masuk ke dalam rumah selain melalui celah-celah juga melalui kaca
jendela yang ada di rumahmu. Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya
matahari. Apabila kita menutup kaca jendela rumah kita dengan menggunakan
karton maka cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumah. Hal ini menunjukkan bahwa
cahaya hanya dapat menembus benda yang bening.
Pada
saat merambat, cahaya dapat terhalang oleh suatu benda. Jika mengenai suatu
benda, cahaya mengalami tiga kemungkinan. Ketiga kemungkinan itu adalah cahaya
tidak dapat diteruskan, diteruskan sebagian, atau diteruskan seluruhnya.
Untuk
memahami ketiga kemungkinan itu, lakukan kegiatan beikut :
1. Sediakan
lampu senter, kaca bening, kaca kusam, kertas, dan kayu.
2. Sinarilah
kaca bening dengan cahaya yang berasal dari lampu senter. Amati dan catatlah
apa yang terjadi.
3. Lakukan
cara kerja kedua terhadap benda-benda lainya.
4. Catatlah
hasil dari pengamatan.
Kegiatan
di atas menunjukkan bahwa cahaya dapat diteruskan, diteruskan sebagian, dan
tidak dapat diteruskan. Berdasarkan kenyataan itu, benda dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu :
a. Benda
bening, yaitu benda yang dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Contohnya
adalah kaca.
b. Benda
tembus cahaya, yaitu benda yang dapat meneruskan sebagian cahaya yang
mengenainya. Contohnya adalah kaca kusam.
c. Benda
gelap, yaitu benda yang tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya.
Contohnya adalah kayu, triplek, kertas, karton, dan tembok.
3.
Cahaya
Dapat Dipantulkan
Jika
mengenai permukaan benda, sebagian berkas cahaya akan berbalik arah dan
sebagian lagi diserap. Berkas cahaya yang berbalik arah disebut cahaya pantul.
Untuk mengetahui peristiwa pemantulan cahaya,
lakukan kegiatan berikut :
1. Sediakan
lampu senter dan cermin datar.
2. Letakkan
senter di depan cermin datar dan nyalakan lampu senter itu. Amatilah keadaan
cahaya yang mengenai cermin.
3. Lakukan
hal yang sama terhadap benda yang mempunyai permukaan kasar, misalnya tembok
atau kayu. Amatilah keadaan cahaya tersebut.
4. Bandingkan
kedua cahaya pantul tersebut.
Kegiatan
di atas menunjukkan, ada perbedaan antara cahaya yang dipantulkan ke cermin dan
cahaya yang dipantulkan ke kayu atau tembok. Cahaya yang mengenai cermin
dipantulkan secara teratur dan menuju ke satu arah. Pemantulan tersebut disebut
pemantulan teratur. Adapun yang disebut dengan pemantulan baur (pemantulan
difus) yaitu cahaya yang mengenai tembok dipantulkan secara tidak teratur dan
menuju ke segala arah.
Pemantulan
difus (pemantulan baur) sangat penting bagi kehidupan di bumi. Cahaya matahari
dipantulkan secara difus oleh butir-butir debu. Akibat pemantulan tersebut,
ruangan yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung pun tampak terang.
Pemantulan teratur
terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang mengkilap. Contohnya, permukaan air
yang tenang dan cermin.
Berdasarkan
bentuknya, cermin dibedakan menjadi cermin datar, cermin cekung, dan cermin
cembung.
· Cermin
datar adalah cermin yang bagian pemantulnya datar. Contohnya yaitu cermin rias.
· Cermin
cekung adalah cermin yang bagian pemantulnya berupa cekungan. Bentuk cekungan
adalah bentuk seperti bagian dalam bola. Contohnya adalah bagian dalam lampu
senter
· Cermin
cembung adalah cermin yang bagian pemantulnya berupa cembungan. Bentuk
cembungan adalah bentuk seperti bagian luar bola.
a. Pemantulan pada Cermin Datar
Pada pemantulan
oleh cermin datar, cahaya pantul bersifat seperti cahaya datang. Jika cahaya
datang secara tegak lurus, pantulannya juga tegak lurus. Jika cahaya datang
miring, pantulannya juga membentuk kemiringan yang sama.
Untuk lebih
memahami pemantulan cahaya oleh cermin datar, lakukan kegiatan berikut :
1.
Sediakan cermin datar yang cukup besar.
2. Berdirilah
di depan cermin. Bandingkan tinggi badanmu dan tinggi bayangan di cermin.
3. Gerakkan
tangan kananmu. Bandingkan dengan bayangan yang ada di cermin.
Sifat-sifat bayangan
yang dihasilkan oleh cermin datar yaitu :
v Bayangan
benda tegak dan semu. Bayangan semu adalah bayangan
yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut
tidak terdapat cahaya pantul.
yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut
tidak terdapat cahaya pantul.
v Besar dan tinggi bayangan sama dengan besar
dan tinggi benda
sebenarnya.
sebenarnya.
v Jarak benda dengan cermin sama dengan jarak
bayangannya.
v Bagian kiri pada bayangan merupakan bagian
kanan pada benda dan sebaliknya.
a. Pemantulan pada Cermin Lenkung
Pemantulan
pada cermin lengkung menghasilkan bayangan yang berbeda dengan aslinya. Untuk
membuktikan hal tersebut, lakukan kegiatan berikut :
1.
Sediakan sendok makan yang menkilap.
2.
Amatilah bayanganmu pada bagian dalam
sendok.
3.
Amatilah bayanganmu pada bagian luar
sendok.
Bagian
dalam sendok dapat dianggap sebagai cermin cekung, sedangkan bagian luarnya
dianggap sebagai cermin cembung. Berkas cahaya yang dipantulkan cermin cekung
akan memusat pada suatu titik. Adapun pada cermin cembung, berkas cahaya pantul
akan menyebar. Cermin cekung banyak dimanfaatkan sebagai reflektor atau
pemantul lampu kendaraan. Cermin cembung banyak dimanfaatkan sebagai kaca spion
kendaraan.
Ø Pemantulan pada Cermin Cekung
Cermin cekung
yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin cekung
biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter.
Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh
cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.
v
Jika
benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih besar,
dan semu (maya).
v Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan
benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik.
Ø Pemantulan pada Cermin Cembung
Cermin cembung yaitu
cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan
untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat
maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya.
4. Cahaya Dapat Dibiaskan
Jika
pada saat merabat terhalang benda bening, sebagian berkas cahaya dapat melewati
benda itu. Dalam peristiwa itu dapat dikatakan bahwa cahaya merambat di dua
benda, yaitu udara dan benda bening. Akibat melalui dua benda yana berbeda,
arah rambat cahaya menjadi berbelok. Pembelokan cahaya disebut pembiasan.
Untuk
membuktikan hal tersebut, lakukan kegiatan tersebut :
1.
Sediakan wadah air yang terbuat dari
kaca, misalnya akuarium.
2.
Isilah wadah dengan air secukupnya.
3.
Sorotkan senter yang ditutup kertas
berlubang secara tegak lurus ke air .
4.
Ulangilah menyorot dengan posisi senter
tidak tegak lurus terhadap permukaan wadah.
5.
Amatilah berkas cahaya yang terjadi
sebelum masuk air, ketika di air, dan setelah keluar dari air.
6.
Buatlah kesimpulan!
Pembiasan
seperti kegiatan di atas terjadi karena dua benda (air dan udara) mempunyai
kerapatan optis yang berbeda. Kerapatan air lebih besar daripada kerapatan
udara.
Jika
berkas cahaya yang datang tegak lurus, terlihat seakan-akan tidak terjadi
pembiasan. Beberapa peristiwa pembiasan sering dalam kehidupan sehari-hari
misalnya, kedalaman dasar kolam terkesan lebih dangkal daripada yang sebenarnya
dan pensil tampak patah atau bengkok ketika dicelupkan ke dalam air.
Pensil
tampak bengkok karena pembiasan cahaya.
Saat
ini, pemantulan dan pembiasan menjadi dasar pengembangan alat-alat optis.yang
dimaksud alat optis adalah alat yang dasar kerjanya berdasarkan sifat-sifat
cahaya. Alat-alat itu antara lain kacamata, kamera, mikroskop, dan teropong.
5. Cahaya dapat Diuraikan
Ø
Peristiwa Penguraian Cahaya dalam Kehidupan
Sehari-hari
Kita tentu
penah melihat pelangi di langit. Pelangi merupakan salah satu peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan penguraian cahaya. Pelangi
terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Deretan
warna itu disebut mejikuhibiniu.
Ketujuh warna pelangi itu sebenarnya berasal dari satu warna, yaitu putih.
Warna putih sering disebut polikromatis,
poli berarti banyak, sedangkan kromatis berarti warna. Adapun ketujuh
warna pelangi sering disebut monokromatis,
mono berarti tunggal. Pada pelangi,
warna putih dari matahari terurai menjadi beberapa warna. Peruraian warna dapat
diamati dengan menggunakan prisma segitiga.
Peruraian
warna putih menjadi tujuh warna pelangi disebut dispersi. Dispersi dapat
ditemukan pada saat terjadi pelangi. Tahukah kamu mengapa pelangi terjadi
setelah hujan? Ketika hujan reda, udara banyak mengandung titik-titik air. Jika
cahaya matahari mengenai titik-titik air itu, akan terjadi gejala pembiasan,
pemantulandan dispersi titik-titik air. Pelangi baru akan terlihat jika
matahari berada dibelakang dan titik-titik air di depan kita. Tiap warna penyusun cahaya matahari akan
dibelokkan dengan sudut yang berbeda ketika melewati medium yuang berbeda
kerapatannya. Peristiwa inilah yang menyebabkan terbentuk pelangi. Cahaya
matahari merupakan campuram dari berbagai warna. Ketika melewati perbatasan
medium air dengan udara, cahaya itu dibelokkan sesuai dengan warnanya.
Akibatnya, cahaya matahari terurai menjadi warna-warna pelangi.
Berikut adalah video terjadinya pelangi:
DAFTAR
PUSTAKA
Harmi, Sri. 2008. Lebih Akrab dengan IPA. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
http://blog.unnes.ac.id/maticsd/2010/11/24/sifat-sifat-cahaya/
Langganan:
Postingan (Atom)